Tikus menjadi salah satu musuh petani yang sangat merugikan, dapat mengurangi hasil produksi padi hingga mencapai 70 % kerusakannya. Di Desa Kauman Kecamatan Baureno, sedang dikembangkan untuk pengendalian hama tikus ini dilakukan secara Preventif, yakni dengan mengembangkan burung Tyto Alba ( Burung Hantu Serak Jawa) sebagai musuh alami hama tikus.
Kegiatan pengendalian juga belum sistematis dan terorganisir dengan baik, tidak berkelanjutan dan belum terkoordinasi dengan baik. Kelompok tani belum dimanfaatkan secara optimal untuk mengorganisasi tindakan pengendalian, Pembuatan Rubuha ini memudahkan burung hantu berburu tikus di sawah. Agar Rubuha kuat dan tidak mudah roboh, tiang harus terbuat dari beton dengan pondasi cakar ayam sehingga tidak mudah roboh di tanah persawahan yang lembek.
Manfaat dari penggunaan musuh alami ini antara lain ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu yang berbahaya bagi manusia, fungsi utama rubuha adalah agar bisa membantu merawat anakan burung hantu untuk dilakukan penangkaran. Serta untuk bisa mengajarkan burung hantu memangsa tikus. Karena apabila tidak ada rubuha, burung hantu akan sembarang bertelur. fungsi utama rubuha adalah agar bisa membantu merawat anakan burung hantu untuk dilakukan penangkaran. Serta untuk bisa mengajarkan burung hantu memangsa tikus. Karena apabila tidak ada rubuha, burung hantu akan sembarang bertelur.
Faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi cepatnya penyebaran burung Tyto alba adalah sebagai berikut:
Mengapa Burung Tyto alba Perlu dibuatkan Rumah Burung Hantu (Rubuha)
Dalam 1 hari, burung Tyto Alba dapat memakan 3 ekor tikus, dan semua tikus yang bias dijangkau dapat dibunuh.
Burung Tyto Alba yang sudah berumur 8 bulan keatas dalam 1 tahun dapat bertelur 2 kali. 1 kali bertelur dapat menghasilkan 5-10 butir.
Burung Tyto Alba mempunyai sifat sebagai burung yang setia, dia akan tinggal pada tempat tinggalnya sampai mati.
Standart ukuran pembuatan rubuha ( rumah burung hantu ) :